Mungkin Anda telah cukup familiar dengan istilah self-employment. Pekerjaan ini semakin banyak diminati oleh generasi saat ini dan bahkan generasi pekerja yang hampir pensiun. Yang mana sebenarnya menjadi seorang self-employer sangat berbeda dengan pekerjaan sebagai seorang freelancer. Maka mari kita cek apakah benar Anda seorang self employer, melalui artikel ini ya!
Definisi Self-Employment
Menurut yang tertulis dalam Investopedia, bahwa sebenarnya seorang self-employed adalah orang yang tidak terikat pada satu atasan tertentu, yang memberikan pendapatan tetap dan rutin. Maka, dapat dikatakan seorang self-employed memiliki pendapatan bulanan dan tahunan yang sangat bervariatif tergantung pekerjaan yang mereka lakukan sendiri.
Seorang self-employed, bekerja untuk diri mereka sendiri dan memiliki kontrak langsung dengan klien. Dalam pekerjaan ini sangat menawarkan fleksibilitas yang cukup tinggi. Maka seseorang yang telah memilih pekerjaan ini, ia perlu cukup mandiri dalam menentukan semua proses kerjanya.
Beberapa profesi yang memang biasanya juga menjadi seorang self-employed adalah, Dokter, Coach, Trainer, Konsultan Mandiri, Photographer, Designer, Agen Asuransi, Penulis, Pengacara, dll. Mereka tidak merekrut tim untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.
Bedanya Dengan Freelancer & Business Owner
Memang seolah terkesan serupa profesi self-employer ini dengan seorang freelancer atau business owner. Namun ternyata yang tertulis dalam sebuah artikel di Glints, ternyata ada perbedaan mendasar antara ketiga pekerjaan ini.
Pertama, dari cakupan kerjanya. Seorang freelancer akan bekerja sesuai dengan cakupan pekerjaan tertentu dengan waktu tertentu, bekerja sendiri sesuai arahan pemberi kerja. Freelancer tidak menawarkan suatu paket tertentu, tergantung pada cakupan kerja yang ada. Seorang business owner, mereka bekerja untuk membangun bisnisnya. Tidak hanya bekerja untuk menyelesaikan suatu produk atau servis tertentu, tapi ia juga bertanggung jawab pada pengembangan penjualan, sistem dalam bisnis dan pengembangan terhadap bisnis itu sendiri.
Sedangkan seorang self-employer, mereka adalah seseorang yang menawarkan keahlian tertentu pada pihak lain. Self -employer akan bekerja karena keahlian yang ia tawarkan pada marketnya. Ia bertanggung jawab dari proyek ke proyek sesuai dengan paket yang ia tawarkan.
Kedua, dilihat dari level kontrol. Seorang freelancer tidak dapat mengontrol sepenuhnya proyek yang ia lakukan. Sebab proyek tersebut juga sangat bergantung pada pemberi kerjanya. Namun seorang business owner dan self-employer memiliki kontrol penuh terhadap proyek yang ia tawarkan. Mereka bertanggung jawab sepenuhnya atas proyek yang mereka lakukan dengan bekerjasama dengan pihak lain sebagai konsumen mereka.
Ketiga, dilihat dari waktu dan tempat kerja. Seorang freelancer bisa jadi mereka memiliki waktu kerja yang sudah diatur oleh pemberi kerja. Bisa jadi juga, mereka melakukannya sama seperti jam kerja biasanya jam 9 ke jam 5 sore. Semuanya tergantung kebutuhan proyek pemberi kerja. Beberapa freelancer dapat bekerja dari mana saja, namun ada juga yang membutuhkan mereka di lokasi tertentu. Seorang business owner, mereka terikat waktu dan tempat kerja.
Hal ini karena mereka biasanya telah lebih serius dan memiliki tim, sehingga mereka mendedikasikan waktu kerjanya dan juga memiliki tempat berkumpul seperti kantor untuk mereka dapat berkoordinasi pekerjaan mereka. Sedangkan self-employer mereka memiliki fleksibilitas waktu bekerja, bahkan mereka mengatur jadwal mereka sendiri. Tidak memiliki tempat kerja secara spesifik, namun juga dapat menjadi perjanjiannya dengan klien mereka.
Klien Dari Seorang Self-Employed
Seorang self-employed akan dikenal dari keahliannya. Maka, sebenarnya hal yang terpenting bagi seorang self-employed, adalah mendefinisikan keahlian mereka tersebut dan bahkan secara spesifik mendefinisikan market atau klien yang memang cocok dengan jasa yang ia tawarkan.
Misalnya saja Anda seorang Coach. Dari kemampuan Anda melakukan coaching, tentu Anda bisa memberikan coaching pada setiap orang yang Anda temui. Bisa jadi seorang pramuniaga di toko, atau bahkan seorang siswa yang sedang duduk di cafe. Namun secara spesifik, siapa klien dari Coach tersebut, adalah sangat bergantung pada market yang memang ingin dituju olehnya. Jika Coach mendefinisikan dirinya sebagai seorang Business Coach, maka sudah selayaknya klien mereka adalah Business Owner. Sebab, ini sesuai dengan jasa yang ia tawarkan.
Ataupun Anda seorang Penulis. Tentu banyak tulisan yang bisa dihasilkan, apakah Anda fokus pada penulisan artikel atau buku atau bahkan pada tulisan yang berkaitan dengan perusahaan untuk membuat legacy, dll. Jika Anda memiliki minat yang besar pada penulisan buku, mungkin klien Anda adalah seorang CEO dari bisnis besar yang memang perlu melakukan personal branding melalui buku.
Jadi, cakupan klien seorang self-employed pun sangat beragam. Yang terpenting adalah ketika Anda memilih menjadi seorang self-employer, Anda dapat menemukan minat Anda (saya sedang menulis ebook gratis cheat sheet untuk dapat menemukan minat ini, jika tertarik bisa langsung comment di kolom chat, akan saya info jika ebook telah tersedia).
Semakin banyak peminat jasa yang diberikan oleh seorang self-employer, dan semakin kredibel Anda, maka beberapa masalah yang sering muncul adalah;
Untuk mengatasi masalah di atas, maka sebenarnya secara sederhana seorang self-employer dapat bekerjasama dengan virtual assistant yang dapat menawarkan jasa sesuai dengan kebutuhan. Termasuk salah satunya di MID Project, tidak hanya membantu Anda menyelesaikan masalah di atas, namun tim MID dapat menjadi teman diskusi yang baik untuk mengelola pekerjaan Anda.